Yuk, Wisata Ke Benteng Otanaha

Benteng Otanaha merupakan objek wisata yang terletak di atas bukit di Kelurahan Dembe 1, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Benteng ini dibangun sekitar tahun 1522. Benteng Otanaha terletak di atas sebuah bukit, dan memiliki 4 buah tempat persinggahan dan 348 buah anak tangga ke puncak sampai ke lokasi benteng. Jumlah anak tangga tidak sama untuk setiap persinggahan. Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat 52 anak tangga, ke persinggahan II terdapat 83 anak tangga, ke persinggahan III terdapat 53 anak tangga, dan ke persinggahan IV memiliki 89 anak tangga. Sementara ke area benteng terdapat 71 anak tangga, sehingga jumlah keseluruhan anak tangga yaitu 348.

Yuk, Wisata Ke Benteng Otanaha
dafrar.co
Sejarah
Belum ada hasil penelitian sejarah yang pasti mengenai pembangunan Benteng Otanaha. Namun setidaknya hingga saat ini terdapat dua versi cerita yang dipercayai masyarakat Gorontalo.

Menurut sejarah Gorontalo, abad 15 berdiri Kerajaan Pinohu (Pinogu) yang diperintah seorang Raja bernama Wadipalapa berasal dari Langit, yang oleh orang Bugis-Makassar dikenal dengan nama "Remmang Ri Langi". Ketika raja ini mangkat, kerajaan Pinohu berubah nama menjadi Tuwawa (Suwawa). Pada tahun 1481 berubah lagi dengan nama kerajaan Bune (Bone). Sekitar tahun 1585, muncul salah seorang keturunan raja yang digelari rakyatnya dengan Wadipalapa II, di tangan Wadipalapa II kemudian muncul gagasan untuk memperluas kerajaan Bune dengan cara damai. Maka diperintahkanlah rakyatnya mencari lahan baru dengan membagi warganya menjadi dua rombongan. Jalur utara dari Suwawa, Wonggaditi terus ke Huntu Lo Bohu dipimpin Hemeto. Sedang jalur selatan mulai dari Potanga, Dembe, terus ke Panipi diserahkan kepada Naha. Jalur Utara yang dinakhodai Naha, akhirnya tiba di Dembe dan menemukan benteng tersebut berada di atas bukit.

Literatur lainnya berbeda dalam menceritakan sosok Naha. Kononnya tokoh ini adalah anak dari Raja Ilato dan Permaisuri Tilangohula yang memerintah Kerajaan Gorontalo pada abad 15. Naha memiliki dua saudara, Ndoba dan Tiliaya. Ketika dirinya remaja, ia memilih merantau negeri seberang. Sampai suatu masa, Ndoba dan Tiliaya memimpin perlawanan mengusir Portugis yang dianggap memperalat mereka dalam mengusir para bajak laut. Padahal, sebelumnya Portugis meminta bantuan dan sepakat dengan pihak kerajaan Gorontalo, setelah pelayaran mereka terganggu oleh cuaca buruk dan bajak laut serta kehabisan makanan. Kesepakatan dengan kerajaan gorontalo adalah guna memperkuat pertahanan dan keamanan negeri, maka dibuatlah 3 benteng di Kelurahan Dembe sekarang. Pertempuran mengusir Portugis, Ndoba dan Tiliaya dibantu oleh angkatan laut yang dipimpin 4 orang, yakni, Apitalao Lakoro, Apitalao Lagona, Apitalao Lakadjo, dan Apitalao Djailani. Sekitar 1585, Akhirnya Naha kembali dan menemukan benteng tersebut, dan kemudian memperisteri seorang perempuan bernama Ohihiya. Dari pasangan lahirlah dua putera, Paha (Pahu) dan Limonu.

Yuk, Wisata Ke Benteng Otanaha

Yuk, Wisata Ke Benteng Otanaha
photo today by @nunki_ taken at Benteng Otanaha
Seperti provinsi lain di negeri ini, Gorontalo juga memiliki benteng bersejarah. Salah satunya adalah benteng Otanaha. Walau hanya menyisakan dinding, bangunan yang berdiri di atas bukit ini masih menjadi salah satu tujuan wisata di Gorontalo.
Benteng Otanaha terletak di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, atau sekitar 20 menit perjalanan darat dari Kota Gorontalo. Lokasi benteng juga bersebelahan langsung dengan Danau Limboto, satu-satunya danau di Gorontalo. Untuk bisa masuk ke areal benteng, pengunjung harus membeli tiket.

Sesampainya di halaman kompleks benteng, pengunjung bisa menuju benteng dengan berjalan kaki melahap 351 anak tangga dengan kemiringan sekitar 60 derajat yang mengarah langsung ke puncak bukit. Cara lain adalah menggunakan mobil atau sepeda motor melewati jalan beraspal yang juga langsung ke puncak bukit. Terdapat areal parkir yang luas di kawasan itu.

Dari benteng di puncak bukit, pengunjung akan disuguhi pemandangan sebagian wilayah Kota Gorontalo, khususnya permukiman warga di tepian Danau Limboto. Rumah beratap seng tampak dari atas serta kendaraan yang berlalu lalang di jalanan juga tampak jelas. Dari benteng ini pula pemandangan utuh danau dari sisi barat bisa didapatkan.

Idealnya, berwisata ke benteng Otanaha pada pagi atau sore hari. Matahari di Gorontalo pada siang hari cukup membuat kulit menjadi gosong. Suasana pagi atau sore cukup bagus bagi penggemar fotografi untuk mengambil foto dengan suasana benteng kuno.

Beberapa teman di komunitas penggemar fotografi kerap berburu foto di Otanaha. Jika pencahayaan matahari pas, foto yang dibuat di Otanaha bisa menghasilkan gambar yang bagus. Otanaha juga kerap dijadikan lokasi pengambilan foto prewedding.

Benteng Otanaha juga beberapa kali dipakai untuk pentas seni. Mahasiswa Jurusan Seni Drama Tari dan Musik Fakultas Sastra Budaya Universitas Negeri Gorontalo kerap berlatih atau pentas di benteng ini.


EmoticonEmoticon